12 April 2011

MENKES TUNTASKAN PEMERIKSAAN SUSU FORMULA 2011

Bengkulu, 23/3 (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Setianingsih mengatakan, tahun 2011 pihaknya akan menuntaskan hasil pemeriksaan susu formula yang diresahkan masyarakat akhir-akhir ini.

Hasil pemeriksa sejak tahun 2008 hasilnya negatif atas dugaan mengandung bakteri Esterobacter Sakazii, pemeriksaan tersebut dilanjutkan pada tahun 2011 agar tuntas, kata Endang di Bengkulu, Rabu.Masyarakat setelah ada isu bahwa susu formula tercemar bakteri sangat was-was untuk mengkonsumsi berbagai jenis susu hasil industri padahal tidak semuanya benar.

Untuk memulihkan keresahan masyarakat untuk mengkonsumsi susu itu, maka pemerintah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, terutama pada jenis produk susu formula yang sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air.

Kalau masyarakat enggan minum susu hasil industri, maka ke depan akan terancam kekurangan gizi karena susu salah satu sumber gizi terbesar bagi kesehatan.

"Kami mengimbau agar masyarakat tetap mengkonsumsi susu secara rutin, terutama pada generasi penerus untuk meningkatkan tunas bangsa ke depan lebih baik," pintanya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu H Bambang Suseno mengatakan, akibat isu ada dugaan susu terjangkit bakteri dimuat seluruh media nasional maka sangat berdampak pada peningkatan konsumsi susu hasil industri.

Masyarakat Bengkulu saat ini justru cenderung membeli susu asli sapi dan kambing yang dijual secara eceran di tempat-tempat tertentu karena menghindari susu formula tersebut.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kaur Gunawan Ishak sudah mengkampanyekan minum air susu ibu bagi anak balita, dalam mengantisipasi masuknya susu formula yang diduga mengandung bakteri esterobacter Sakazakii itu.

"Kita khawatir mencuatnya hasil penelitian ilmuwan Institut Petanian Bogor belum lama ini bahwa susu formula diduga mengandung bakteri dan diduga beredar di Provinsi Bengkulu," katanya.

Kampanye tersebut juga dalam rangka menjawab pertanyaan masyarakat daerah itu yang mengaku resah, ujarnya.

Keresahan tersebut hingga sekarang masih belum terjawab, karena IPB juga belum memberikan jenis susu diduga mengandung bakteri tersebut.

Masyarakat takut terkena dampak isu tersebut, maka antisipasinya memilih tidak meminum susu yang dijual bebas di pasaran, terutama makanan anak bayi.

Untuk menjawab pertanyaan masyarakat itu, Dinkes Kaur memilih program untuk kembali menggalakkan ASI, sehingga lebih banyak manfaatnya terutama bagi balita.

Kampanye ini rencananya dilaksanakan secara rutin melalui kegiatan Posyandu bergulir setiap waktu dan telah terjadwal, posyandu menjadi kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan untuk masyarakat dan dibantu petugas kesehatan.

Kegiatan tersebut juga nantinya dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat karena akan diberikan proses edukasi hingga monitoring tidak hanya menyangkut ASI tapi perkembangan keluarga sesuai dengan standar pola hidup sehat.

Pemberian air susu ibu itu lebih baik dari minum susu formula karena sangat ekonomis dan memberikan perkembangan yang baik bagi balita, biasanya balita yang terbiasa minum susu ibu akan kebal terserang penyakit.

Kampanye tersebut nantinya diselenggarakan dalam ruang terbuka untuk masyarakat umum karena Asi itu lebih higienis dan tidak perlu mengeluarkan biaya, tambahnya.

© Copyright 2011 Perum LKBN Antara Biro Bengkulu . All rights reserved | Contact Us | About Us

Back to TOP