27 Mei 2010

RTRW 10 KABUPATEN HARUS BERBASIS BENCANA

Bengkulu, 18/5 (ANTARA) - Rencana tata ruang wilayah yang disusun 10 kabupaten/kota di Bengkulu, harus berbasis mitigasi bencana karena semua daerah itu berpotensi dilanda gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, dan gunung meletus.

"Semua daerah di Bengkulu, berpotensi dilanda bencana tersebut, sebab itu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus berbasis mitigasi gempa," kata Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bengkulu Kolendry, Selasa.Saat ini pemerintah provinsi dan Kota Bengkulu tengah menyusun Rancangan peraturan daerah (Ranperda) RTRW berbasis mitigasi bencana yang sudah masuk dalam tahap pembahasan DPRD.

RTRW provinsi tersebut merupakan satu-satunya yang berbasis mitigasi bencana yang disusun bekerja sama dengan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), United Nation Development Project (UNDP).

"Kami bekerja sama dengan UNDP dan Bappenas untuk menyusun RTRW berbasis mitigasi bencana ini dan dilengkapi dengan penyusunan peta potensi bencana yang mengancam Bengkulu," katanya.

Potensi bencana yang mengancam masyarakat di tujuh kabupaten/kota yakni Bengkulu Utara, Muko Muko, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Kaur dan Bengkulu Selatan, yaitu gempa bumi dan tsunami masuk dalam RTRW.

Sedangkan masyarakat yang bermukim di wilayah Timur Provinsi Bengkulu yakni Kabupaten Rejang Lebong, Lebong dan Kepahiang harus mewaspadai ancaman gempa bumi yang diakibatkan patahan (cecar) Sumatra dan longsor serta banjir.
Sementara itu, Kepala Pusat Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kepahiang, Bengkulu, Dadang Permana mengatakan kurun waktu tiga bulan atau Januari hingga Maret 2010 telah terjadi 400 gempa di provinsi ini.

"Setiap bulan antara 100 hingga 120 kali gempa yang sebagian besar berada di bawah 5 skala richter," katanya.

Dari jumlah tersebut hanya sembilan kali gempa yang getarannya dirasakan oleh masyarakat Bengkulu yakni gempa darat dengan kekuatan 2,9 Skala Richter (SR) dan gempa di laut antara 4,4 hingga 6,5 SR.

Meski kekuatan gempa yang ada tidak berpotensi merusak, namun diharapkan masyarakat tetap waspada karena gempa tidak dapat diprediksi.

Dengan kondisi ini masyarakat harus terus siaga dan waspada karena tidak menutup kemungkinan gempa berkekuatan besar akan melanda Bengkulu.

"Lempeng aktif Indoaustralia dan Eurasia terus bergeser dan inilah yang mengakibatkan gempa di laut selain patahan Sumatra yang menimbulkan gempa daratan,"katanya.

Gempa besar terakhir yang melanda Bengkulu, terjadi pada 2000 berkekuatan 7,3 SR dan menewaskan lebih dari 100 orang, serta pada 2007 berkekuatan 7,9 SR yang mengakibatkan ribuan rumah rusak parah.

Ia mengimbau masyarakat Bengkulu melakukan langkah antisipasi untuk menekan risiko saat gempa bumi terjadi.

© Copyright 2011 Perum LKBN Antara Biro Bengkulu . All rights reserved | Contact Us | About Us

Back to TOP