27 Mei 2010

MENTAN TETAP OPTIMISTIS BIOFUEL MENJADI ALTERNATIF BBM

Muko Muko, Bengkulu, 20/5 (ANTARA) - Menteri Pertanian, Suswono, optimistis pengembangan tanaman jarak pagar untuk dijadikan bahan baku minyak jarak (Biofuel) sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak yang saat ini kandungannya semakin terbatas.

"Saya masih memiliki harapan terhadap pengembangan tanaman jarak pagar sebagai bahan bakar minyak (BBM) alternatif jika semua daerah bisa membangunnya secara terintegrasi dengan produk ikutan seperti sabun, kompos, pakan ternak dan sebagainya," kata Suswono ketika meninjau perkebunan tanaman jarak seluas 140 hektare di Desa Pasar Sebelah, Kabupaten Muko Muko, Provinsi Bengkulu, Kamis.Potensi dan prospek tanaman jarak di daerah masih ada, asal pemerintah daerah serius mengembangkan dan menggarapnya dengan memberdayakan petani.

"Kita jangan pesimistis, kerja kerja pasti akan membuahkan hasil. Soal pasar jangan khawatir dengan sendirinya akan muncul jika pengembangan jarak dengan produk ikutan bisa dilaksanakan dengan baik," katanya.

Program pengembangan tanaman apapun asal dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan akan berhasil, sebab dari produk-produk ikutan akan memberikan nilai tambah bukan saja kepada peningkatkan ekonomi rakyat kecil, tetapi juga akan memberikan pemasukan pendapatan bagi daerah.

Menteri Pertanian, Suswono, yang didampingi sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dan Bupati Muko Muko, Ichwan Yunus, menjelaskan, Indonesia kini membutuhkan pengembangan energi terbarukan, sebab 20 tahun mendatang tidak bisa lagi mengandalkan minyak bumi dan gas (migas).

Sebab itu, Kementerian Pertanian akan mendorong petani untuk mengembangkan tanaman jarak dan pupuk kompos, seperti yang dilaksanakan Kabupaten Muko Muko bisa dijadikan sebagai daerah percontohan pengembangan tanaman jarak di Indonesia.

Program pengembangan tanaman jarak secara terintegrasi memberi nilai tambah dan banyak manfaatnya untuk rakyat, seperti pengembangan kompos dari limbah biofuel karena pupuk kimia selain harga mahal juga sering petani kesulitan untuk mendapatkannya.

Lalu ampas-ampas limbah dari pengolahan minyak jarak juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi, sebab Indonesia sampai kini masih mengimpor daging hampir 600 ton pertahun.

"Jika kebutuhan daging atau kita bisa swasembada daging ketergantungan terhadap daging impor bisa dihilangkan. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian akan terus mengupayakan pengembangan program pertanian secara terintegrasi dan terpadu," ujarnya.

Mentan Siswono dan rombongan setelah meninjau perkebunan tanaman jarak pagar yang terintegrasi dengan pengembangan kompos dan peternakan di Desa Pasar Sebelah, lalu meninjau pertanian tanaman jagung di Satuan Pemukiman (SP) Kabupaten Muko Muko.

© Copyright 2011 Perum LKBN Antara Biro Bengkulu . All rights reserved | Contact Us | About Us

Back to TOP