MAHASISWA TUNTUT TURUNKAN BIAYA PRAKTIK LAPANGAN
Bengkulu, 19/5 (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu menuntut pihak rektorat untuk menurunkan biaya di luar jam kuliah seperti praktik kerja lapangan sebesar Rp800 ribu karena mereka hanya mampu membayar Rp400 ribu.
"Tuntutan itu sudah beberapa kali disampaikan dan bahkan sempat menggelar aksi demo kepada rektorat, namun tetap saja tidak digubris," kata Presiden Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) Organdi, Rabu.Uang praktik kerja lapangan sebesar itu amat memberatkan mahasiswa yang tingkat ekonominya pas-pasan, sedangkan para dosen dan petugas rektorat tetap tak mau tahu.
"Kami selaku mahasiswa tidak semuanya anak orang kaya dan anak pejabat, tetapi sebagian besar anak petani, buruh dan pekerja tidak tetap," kata Organdi yang mengaku juga anak orang tak mampu.
Biaya praktik kerja lapangan Rp800 permahasiswa itu amat tinggi, jika dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya seperti Universitas Bengkulu (Unib) hanya Rp350 ribu permahasiswa.
Tidak hanya itu, kata dia biaya praktik kerja lapangan jurusan kesehatan belum lama ini juga banyak yang protes. Mereka praktik kerja lapangan ke Yogyakarta dipungut cukup tinggi.
Misalnya untuk ongkos pesawat saja dibebankan masing-masing Rp900 ribu, sedangkan harga tiket pesawat hanya Rp320 ribu perorang, dari satu poin itu saja panitia sudah mendapatkan keuntungan cukup besar.
Uniknya, kata Organdi tuntutan aksi mahasiswa pada Selasa (18/5) tidak mendapat tanggapan dari rektorat dan bahkan mengancam akan membatalkan praktik kerja lapangan yang sudah menjadi salah satu program Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional.
Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) Khairil ketika dikonfirmasikan tidak bisa dihubungi karena telepon selularnya tidak aktif, namun diperoleh informasi tuntutan mahasiswa itu masih dalam proses pembahasan rektorat.