27 Mei 2010

PEMKAB MUKO MUKO PROGRAMKAN BANGUN RUMAH KOMPOS

Bengkulu, 21/5 (ANTARA) - Pemerintah daerah Kabupaten Muko Muko akan membangun rumah kompos di setiap desa dalam rangka mengatasi kekurangan pupuk kimia yang semakin langka saat ini.

Rumah kompos itu pada tahun ini sudah dibangun dan diujicobakan pada tujuh dari 151 desa di wilayah itu, sedangkan hasilnya cukup baik dan diterima masyarakat setempat, kata Bupati Muko Muko, Ichwan Yunus, Jumat.

Pembangunan rumah kompos itu antara lain di Desa Tirta Kencana dalam Kecamatan Air Rami, dengan produksi rata-rata empat ton per minggu dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.Pupuk kompos itu sangat menyuburkan tanah, karena bahan baku diambil dari dan pelepah kelapa sawit serta limbahnya, selain itu, bisa juga menggunakan bahan baku dari daun jarak pagar.

Untuk pembuatan kompos dari tanaman jarak sudah diproduksi pada areal percontohan di Desa pasar Sebelah, Padang Panaek, Kecamatan Kota Muko Muko, yang ditinjau Menteri Pertanian, Suswono, Kamis (20/5).

Di lahan seluas 150 Ha itu sudah ditanami kebun jarak percontohan dan beberapa unit pengolahan buah jarak dan produk turunannya, dalam rangka mendukung program pemerintah dalam hal pengembangan tanaman jarak di tanah air.

Buah jarak yang dikelola kelompok tani di Desa Pasar Sebelah Muko Muko itu memiliki beberapa produk turunan yang bisa meningkatkan kesejahtraan ekonomi masyarakat petani jarak tersebut.

Produk turunan dari buah jarak itu antara lain minyak solar, minyak nabati, alat kosmetik, sabun, pakan ikan, ternak serta memproduksi kompos bermutu tinggi, katanya.

Menteri Pertanian, Suswono, ketika meninjau lahan percontohan kebun jarak di Kabupatem Muko Muko, Kamis (20/5) antara lain mengatakan, masyarakat agar tak ragu-ragu untuk menanam jarak, karena sudah ada penampung buahnya dengan harga layak.

Selaian ini, petani kebingungan mencari pasar buah jarak, sekarang pabrik pengolahan buah jarak yang akan dikembangkan di Muko Muko itu membutuhkan banyak bahan baku.

Tanaman jarak ke depan akan diintegrasikan dengan ternak sapi dalam rangka mengatasi kekurangan daging nasional serta meningkatkan ekonomi masyarakat petani jarak.

Sampai sekarang Indonesia masih mengimpor daging sapi sebanyak 70 ribu ton per tahun atau membutuhkan sapi hidup mencapai 600 ribu ekor per tahun, dengan berkembangnya program integrasi tanaman jarak- sapi mudah-mudahan bisa memperkecil impor daging secara nasional, ujarnya.

© Copyright 2011 Perum LKBN Antara Biro Bengkulu . All rights reserved | Contact Us | About Us

Back to TOP