14 Juni 2010

ADIPURA ITU DATANG KEMBALI Oleh Nur Muhamad dan Rini Sipayung

Kota Bengkulu yang berada di wilayah pantai barat Sumatra seluas 144,52 Km2 pernah meraih Piala Adipura, penghargaan tertinggi di bidang kebersihan dan lingkungan untuk kota sedang, sampai enam kali pada era 90-an.

Namun, kota berpenduduk 346,712 jiwa yang menjadi pusat pemerintahan Provinsi Bengkulu ini pada 2008 dan 2009 tidak lagi memperoleh Adipura, karena ada penilaian terkesan kota semrawut seperti tidak "terurus".Hikmahnya, Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Ahmad Kanedi-Edison Simbolon), menggerakkan kembali warga masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menata kota agar terlihat indah dan rapi.

Berkat kerja keras itu pula pemerintah kota yang bahu-membahu dengan warga masyarakat, sehingga piala Adipura kembali diraih pada tahun ini, yang diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Jakarta pada 8 Juni 2010.

Keberhasilan Kota Bengkulu merebut kembali piala Adipura 2010, tidak terlepas dari pengolahan dan penanganan sampah.

"Selama ini orang menilai penghargaan Adipura bisa dibeli, padahal itu salah. Kerena pokok penilaiannya ada 70 titik, salah satunya keberhasilan atas pemilahan dan pengolahan sampah," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemkot Bengkulu, H Fachriza, Kamis.

Objek penilaian yang paling utama untuk mendapatkan piala tersebut adalah kota dimaksud harus memiliki tempat pembuangan akhir sampah (TPA).

Sebelum dibuang sampah dilakukan pemilahan dan pengolahan antara sampah organik dan nonorganik, selain akan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA juga memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat.

Sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik, sedangkan sampah nonorganik dapat didaur ulang menjadi bahan-bahan keperluan rumah tangga atau benda lainnya yang mempunyai nilai jual.

Pemilahan dan pengolahan sampah di Kota Bengkulu, kata dia, dilaksanakan oleh petugas lingkungan hidup dan petugas kebersihan serta kelompok masyarakat lainnya yang bekerja sebagai pemulung. Sehingga sampah yang diangkut ke TPA sudah terbagi-bagi dan tidak membahayakan lingkungan.
Maka tidak heran bila ada daerah yang bersih dan memiliki lingkungan hijau, namun tidak mendapatkan Adipura, karena mereka tidak memiliki sarana pembuangan sampah yang menjadi pokok penilaian Piala Adipura.

Untuk mempertahankan Piala Adipura yang di peroleh daerah itu untuk ke tujuh kalinya, dia meminta dukungan dan peran aktif masyarakat setempat, untuk tetap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Pada tahun depan objek penilaian dari 70 titik akan ditambah 20 persen, di antaranya kondisi sekolah, sungai, laut, danau, jalan, pasar, saluran pembuangan air dan lainnya.

Keberhasilan Pemkot Bengkulu merebut kembali Adipura untuk ukuran kota sedang 2010 dengan nilai 73, setelah selama dua tahun gagal merebutnya, kata dia, berkat kerja keras dan dukungan masyarakat daerah itu, sehingga harus pertahankan.


Terima Bonus
Sementara itu sebanyak 320 petugas kebersihan yang dikontrak Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bengkulu menerima bonus Rp618 ribu per orang sebagai penghargaan atas peran mereka, sehingga Kota Bengkulu mendapat Piala Adipura 2010.

"Sebagai ucapan terima kasih kepada seluruh petugas kebersihan yang berperan penting sehingga Kota Bengkulu mendapat Piala Adipura 2010, Pemerintah Kota Bengkulu memberikan bonus satu bulan gaji," kata Wali Kota Bengkulu, Ahmad Kanedy, saat memberikan sambutan dalam syukuran keberhasilan Kota Bengkulu meraih Piala Adipura, Rabu (9/6).

Pernyataan Kanedy tersebut mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari para petugas kebersihan yang menghadiri acara syukuran tersebut.

Bonus yang diterima para petugas kebersihan itu sesuai dengan nilai satu bulan gaji mereka yakni Rp618 ribu per orang.

"Mudah-mudahan semua petugas bertambah semangat dalam bekerja sehingga Bengkulu bisa mempertahankan penghargaan lingkungan hidup ini pada tahun berikutnya," katanya.

Sebelumnya, Adipura 2010 yang diraih Pemerintah Kota Bengkulu itu diarak keliling melalui jalan-jalan protokol yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Bengkulu Ahmad Kanedy.

Penghargaan lingkungan hidup yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa (8/6) itu diarak mulai dari Bandara Fatmawati menggunakan mobil hias hingga berakhir di balai kota.

Arak-arakan Adipura tidak hanya diikuti pejabat dinas/instansi Kota Bengkulu tetapi juga puluhan petugas kebersihan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bengkulu dan warga kota.

"Ini adalah keberhasilan yang diraih bersama dan atas dukungan seluruh masyarakat Bengkulu khususnya tim kebersihan saya mengucapkan terima kasih," katanya.

Piala Adipura pertama yang diraih dalam masa kepemimpinannya itu, menurut Kanedy, memiliki kesan tersendiri sehingga diharapkan pada tahun berikutnya penghargaan yang menjadi kebanggaan kota itu bisa dipertahankan.

Ia mengajak seluruh masyarakat Kota Bengkulu bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak hanya untuk mendapatkan penghargaan tetapi juga agar masyarakat bisa hidup bersih dan sehat.

Selain Kota Bengkulu, dua kabupaten lain di Provinsi Bengkulu juga meraih Adipura 2010 yaitu Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang.
Namun, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu, mempertanyakan keberhasilan kota ini meraih Adipura karena bertentangan dengan kondisi di lapangan seperti pohon-pohon di jalur hijau dipangkas.

Pasar-pasar tradisional seperti Pasar Panorama dan Pasar Minggu belum tertata dengan baik, bahkan Pemkot Bengkulu hanya tahu mengusir pedagang, sementara sampah masih menumpuk, sungai dan saluran pembuangan masih kotor dan tercemar limbah cair dan limbah padat.

"Hal-hal seperti ini yang kami pertanyakan. Kok Bengkulu bisa meraih Adipura. Bahkan, di belakang rumah dinas Wali Kota Bengkulu di Kelurahan Suka Merindu, Kecamatan Sungai Serut, banyak menumpuk sampah," kata Kepala Departemen Walhi Bengkulu, Firmansyah.

© Copyright 2011 Perum LKBN Antara Biro Bengkulu . All rights reserved | Contact Us | About Us

Back to TOP